Rabu, 11 Januari 2017

KENANGAN - Akhir Senja Sang Legenda AK47

Ditulis Oleh Agung Prima     Rabu, 11 Januari 2017
Bersama AK di momen Sunrise of Java Cup Banyuwangi 2015 (C) ABI YAZID
Bersama AK di momen Sunrise of Java Cup Banyuwangi 2015 (C) ABI YAZID



Wearemania.net - Awan mendung mengusik senja di langit Bumi Arema, Selasa (10/1/2017). Hati bergetar ketika mendengar kabar yang menyebutkan Achmad Kurniawan, kiper gaek Arema telah tiada.
"Bang AK", begitu saya biasa menyapa sosok kiper yang jadi idola sejak pertama hadir di Arema di musim 2006 silam. Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, dia sudah lebih dulu berjuang melawan penyakitnya dalam 12 hari perawatan intensif di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Dalam 12 hari itu pula lah tak henti-hentinya doa mengalir dari jutaan Aremania. Demikian pula dengan saya yang mengharapkannya bangkit, sehat dan kembali beraksi di bawah mistar gawang Singo Edan.
Ya, separuh musim ISC A 2016 memang menjadi panggung istimewa bagi AK, meski sempat diragukan di awal musim untuk bergabung dengan Arema lagi. Pelatih anyar Arema kala itu, Milomir Seslija memberinya syarat agar bisa menurunkan berat badan agar lebih ideal menjadi seorang kiper. Dengan segala daya dan upaya, AK sukses mengikis lemak di perutnya, dan kontrak baru selama semusim didapatkannya dari manajemen klub.
Berstatus sebagai kiper ketiga Arema di bawah bayang-bayang sang adik, Kurnia Meiga dan I Made Wardana, tak membuat pria pengidola kiper Juventus, Gianluigi Buffon itu berkecil hati. Laga demi laga dilaluinya di tribun stadion lantaran tak masuk dalam Daftar Susunan Pemain. Keinginan kuat untuk gantung sarung tangan di Arema membuatnya ikhlas menjalani hari demi hari dalam sesi latihan.
Pada suatu senja di Lapangan Lanud Abdulrachman Saleh Pakis, kala skuat Arema melakoni sesi latihan rutin, saya pernah iseng bertanya kapan Bang AK pensiun. Dia hanya menjawab dengan senyuman. Ketika saya singgung soal kemungkinan mengambil lisensi kepelatihan agar bisa menjadi pelatih kiper, Bang AK singkat menjawab, "Mungkin musim depan (2017), gua capek, mau istirahat".
Tuhan Maha Adil! Ya, Dia selalu punya cara yang indah, termasuk untuk membuat senja karir AK lebih berarti. Di pekan ke-18 ISC A 2016, kala menghadapi Madura United, Arema harus kehilangan dua kiper sekaligus lantaran cedera. Meiga yang menjadi starter di laga itu terpaksa ditarik keluar digantikan oleh Kadek. Sialnya, Kadek yang menjadi pemain pengganti pun mengalami cedera pula di laga yang sama.
Pekan ke-19 di saat Arema harus melakoni tur ke markas Persiba Balikpapan, tanpa ragu pelatih kiper, Yanuar Hermansyah memilih AK ketimbang kiper muda Utam Rusdiana yang dinilai kurang memiliki pengalaman dan jam terbang. Alhasil, skor 0-0 cukup menjadi bukti kepiawaian AK di bawah mistar gawang Singo Edan. Pujian terus mengalir padanya saat mengukir cleansheet selama empat pekan, yang akhirnya kandas di kandang Gresik United kala Arema takluk 1-0 di pekan ke-22. Total, dalam 16 laga yang dijalaninya bersama Arema, kiper kelahiran Jakarta itu mengukir rekor enam kali cleansheet dan hanya kebobolan 13 kali. Sebuah catatan istimewa bagi seorang kiper 'lanjut usia' sepertinya.
Secara personal, Bang AK merupakan pribadi menyenangkan. Di luar loyalitas dan banyaknya trofi yang dipersembahkannya untuk Arema, saya mengenalnya sebagai pemain Arema pertama yang mau belanja di Nadeshiko Store, sebuah toko online yang saya bangun salam setengah tahun terakhir ini di samping aktivitas sebagai pewarta. Dari situ saya tahu jika Bang AK adalah seorang 'pecandu' topi. Mulai model snapback dan baseball cap bertuliskan AK 47 pernah dipesannya. Tercatat, sudah enam topi pernah dibelinya dari online shop yang saya kelola. Sebelumnya pun Bang AK pernah membeli dua pcs kaos polo Turne Back Anarchy, sebuah design dari nawak Aremania yang terinspirasi dari kaos polo milik Polri, Turn Back Crime. Jelas, saya pribadi bangga kiper legendaris Arema itu pernah menjadi bagian dari cerita sukses bisnis clothing yang sedang saya kembangkan.
Wajar jika saya terpukul ketika mendengar kabar AK 47 masuk IGD dalam kondisi koma di akhir tahun 2016 lalu. Sayang, saya tak berkesempatan menemuinya langsung untuk memberinya semangat agar tetap bertahan dengan segala keterbatasannya yang tampak dari banyaknya alat bantu yang menempel di badan sang idola.
Sambil tetap memanjatkan doa, saya mencoba ikhlas. Kalau pun memang musim 2016 lalu di mana Arema dibawanya menempati posisi runner-up ISC A 2016 menjadi musim terakhirnya memberikan kebanggaan bagi saya dan Aremania lainnya, AK layak pensiun terhormat. Dan akhirnya, suatu senja di hari Selasa menjadi senja terakhir baginya. Saya dan ratusan, ribuan, bahkan jutaan Aremania sejagat raya ini bakal mengenangnya sebagai sang legenda.
Selamat jalan, Bang AK. Maaf tak bisa mengantarkanmu hingga tempat peristirahatan terakhir. Namun percayalah, doa kami semua mengiringi langkahmu menggapai akhir senja di sisi-Nya







Ditulis Oleh Agung Prima     Rabu, 11 Januari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar